Jumat, Oktober 21, 2011

obat hati


Bagaimanakah "obat hati" yang islami itu?


Tombo Ati
tombo ati iku limo perkarane
kaping pisan moco Qur’an lan maknane
kaping pindo sholat wengi lakonono
kaping telu wong kang sholeh kumpulono
kaping papat kudu weteng ingkang luwe
kaping limo dzikir wengi ingkang suwe
salah sawijine sopo biso ngelakoni
mugi-mugi Gusti Allah njembatani
[2x]
obat hati ada lima perkaranya
yg pertama, baca Qur’an dan maknanya
yang kedua, sholat malam dirikanlah
yg ketiga, berkumpullah dng orang sholeh
yg keempat, perbanyaklah berpuasa
yg kelima, dzikir malam perpanjanglah
salah satunya siapa bisa menjalani
moga-moga Gusti Allah mencukupi
[2x]

1. Yang pertama adalah membaca Al Qur'an dengan disertai pemahaman maknanya.
Al Qur'an adalah bacaan yang paling cocok dalam segala suasana. 
Pada saat kita gembira, maka peringatan-peringatan yang ada 
dalam Al Qur'an akan mampu menjadi pengerem agar kita tak lupa diri. 
Demikian pula halnya pada saat kita sedih, maka dengan 
membaca Al Qur'an terasa sekali dalam lubuk hati kita 
sentuhan kesejukan dari Firman Allah SWT. Kala kita gagal dalam mencapai sesuatu, maka pesan-pesan dalam Al Qur'an akan mampu menawarkan kesedihan yang ada dalam hati kita. 
Dengan membaca Al Qur'an, semangat yang hampir pudar karena kegagalan insya Allah akan berangsur pulih kembali.

Firman Allah dalam 
" Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman ...."

2. Yang kedua adalah dengan berdzikir yang lama.
Allah SWT berfirman
" ..ingatlah, hanya dengan mengingat Allah.lah hati menjadi tenang "

Kenapa dengan berdzikir ?
Sebab dengan mengingat Allah, maka timbulah tawakkal 
dan penyerahan dirikita kepada Allah. Dan kalau toh apa yang 
hendak kita raih tersebut luput terpegang tangan, maka dengan 
kembali mengingat Allah, sadarlah kita, mungkin apabila keinginan kita tersebut terkabul, justru mudharotlah yang datang.Dengan demikian yang muncul bukanlah rasa kecewa dan penyesalan, 
akan tetapi justru syukur yang dalam pada Allah. Bukankah Allah yang paling mengetahui keadaan dan kemampuan kita ?

3. Yang ketiga adalah dengan puasa.
Salah satu hikmah puasa, disamping dapat menimbulkan 
perasaan sosial terhadap sesama, adalah untuk kesehatan. 
Bukti-bukti cukup banyak, bahwa orang orang yang mengidap mag, 
malah sembuh bila berpuasa, padahal menurut ilmu kedokteran
seharusnya orang yang mengidap mag menjaga makannya 
agar teratur dan tidak telat. Penulis sendiri juga mengalami, 
gangguan pencernaan yang tak kunjung reda, malah sembuh 
dengan membiasakan puasa sunah. Ditinjau dari segi kejiwaanpun puasa
ternyata mempunyai efek yang baik sekali.Sebab dengan puasa, secara tidak langsung 
seseorang dilatih untuk dapat mengendalikan tuntutan hawa nafsu yang cenderung untuk melakukan hal-hal yang sesat. Dilain pihak, dengan berpuasa, seseorang akan jadi merasa lebih dekat dengan Allah, sehingga merasa lebih aman dan tenteram.

4. Yang ke empat ialah shalat malam. 
Shalat tahajut, meskipun tidak wajib, tetapi sangat dianjurkan 
untuk melakukannya. Banyak ayat dalam Al Qur'an yang 
menujukkan betapa penghargaan Tuhan terhadap hamba-hambaNya 
yang datang menemuiNya, pada saat hamba-hamba yang lain lelap dalam tidur. 
Allah menjanjikan, terhadap orang-orang yang bersegera menuju keridhaanNya, suatu derajat yang tinggi.
" Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajutlah kamu sebagai suatu 
ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat
yang terpuji "


5. Yang kelima ialah mengunjungi saudara sesama muslim. 
Banyak sekali hikmah yang dapat dikaji dari silaturahmi terhadap 
sesama saudara muslim ini. Dengan bersilaturami, maka ukhuwah yang hampir retak akan kembali utuh.
Dengan bersilaturami, maka berbagai persoalan yang membelit 
kepala insya Allah akan dapat dicarikan penyelesaiannya. 
Dengan bersilaturahmi, kita dapat saling berbagi suka dan duka, berbagi kesedihan, 
mencurahkan perasaan, sehingga beban berat yang menghimpit, akan terasa lebih ringan, 
karena kita tidak sendiri. 
Disamping itu, saling pesan dalam kebenaran dan kesabaran hanya mungkin 
terlaksana apabila tali ukhuwah tetap terjalin.





Tidak ada komentar: