|
||
|
||
Setiap
insan dalam mengarungi kehidupannya tak lepas dari ujian dan cobaan.
Kebanyakan manusia biasanya menganggap bahwa ujian dan cobaan dari Allah
adalah berupa kegagalan, bencana ataupun berbagai jenis kesulitan lainnya.
Padahal manusia terkadang diuji pula dengan harta, tahta, dan berbagai
kesenangan duniawi.
Kehidupan manusia di dunia ini, akan
menjumpai hal yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Tentunya
tidak ada manusia yang mengalami kesenangan seumur hidupnya, tanpa merasakan
sedikit pun kesulitan. Begitupun sebaliknya, tidak ada orang yang menjumpai kesusahan
terus menerus sepanjang hidupnya. Ia pasti pernah mengalami kesenangan dan
kegembiraan.
Pada dasarnya dalam menjalani roda
kehidupan ini setiap insan membutuhkan sebuah kekuatan. Kekuatan yang akan
menjadi energi untuk terus melaju menjalani berbagai episode hidup, terhindar
dari sifat putus asa.
Sabar adalah salah satu energi yang
kita butuhkan itu. Karena dengan memiliki sifat sabar, seseorang akan merasa
optimis dalam menempuh perjalanan hidupnya. Lalu, mengapa sabar bisa menjadi
energi untuk kehidupan? Padahal kerap kali dalam pandangan kita, sabar itu
identik dengan pasrah.
Mengutip pendapat KH Didin
Hafidhudin, menurutnya sabar itu pada hakikatnya bukanlah mengeluh, menyerah, dan
bukan pula pasif tidak melakukan sesuatu kegiatan. Sabar adalah
ketangguhan dalam melakukan sesuatu yang positif dan bermanfaat, ketika
berhadapan dengan rintangan dan tantangan. Rintangan dan tantangan dijadikannya
sebagai suatu peluang dan kesempatan untuk semakin dinamis dalam
mempersembahkan yang terbaik dalam kehidupannya.
Episode kehidupan seseorang memang
fluktuatif. Hidup ini kadangkala mendaki, menurun, terjal, datar, dan
kadangkala pula sangat licin. Kadangkala di atas, kadangkala di bawah,
kadangkala dalam posisi dan jabatan yang tinggi, dan kadangkala tidak
memiliki jabatan sama sekali. Namun dengan kesabaran, seorang insan pasti
akan selalu tabah dan ulet dalam mengarungi bahtera kehidupan ini.
Musibah, belakangan ini seakan-akan
akrab menghampiri bangsa kita. Ia datang dalam bentuk bencana alam, seperti
banjir, tanah longsor, angin putting beliung, ataupun berupa wabah penyakit.
Menghadapi kondisi seperti itu, sabar
menjadi energi yang mutlak dibutuhkan. Dalam hal ini bukan berarti kita
pasrah begitu saja. Sudah barang tentu diperlukan usaha atau iktiar terlebih
dahulu sebelum kita menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Allah SWT.
Menyikapi bencana alam yang banyak
menimpa daerah-daerah sekarang ini, Selain tetap dibutuhkan penanganan
bencana, tidak keliru tampaknya jika seluruh elemen masyarakat kembali
dituntut untuk berbuat sesuatu yang bersifat preventif, untuk mencegah
bencana tersebut terulang lagi. Penerapannya bisa saja dengan kembali
menggalakan program penghijauan hutan-hutan, penghentian pembalakan liar,
atau bahkan ikhtiar tersebut dapat dimulai dengan menghijaukan kembali
pekarangan rumah kita. Semua bencana alam ini pada dasarnya terjadi akibat
ulah manusia juga.
Ibnu Qayim Al-Jauziyah dalam Miftahu
Sa'adah, seperti diungkapkan M Fuad Nassar dalam tulisannya di Republika,
berpendapat bahwa alam ini mempunyai dua fungsi terhadap manusia, yaitu
rahmat dan bencana. Selagi alam fungsinya rahmat, maka air dapat
dimanfaatkan. Namun jika kalau alam sudah berubah fungsinya menjadi bencana,
maka air, angin, tanah, sama menghantam manusia. Semuanya tergantung pada
ulah manusia itu sendiri.
|
||
***
Pun begitu ketika seseorang mengalami episode
hidup yang menyenangkan. Seseorang dituntut kesabarannya untuk mampu
mengendalikan hawa nafsunya dalam menghadapi segala cobaan hidupnya itu.
Ketika memiliki jabatan misalnya. Seseorang dituntut untuk bersabar, bergelut
dengan hawa nafsunya untuk menghindari penyelewengan jabatan maupun korupsi.
Menahan diri untuk tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan ajaran
Islam. Dengan karena kesabarannya itulah, Insya Allah dia akan terhindar dari
fitnah akibat jabatannya itu.
Sabar
memang energi kehidupan. Sabar adalah penolong. Seperti
Firman Allah SWT : “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan
shalat sebagai penolongmu (maksudnya mintalah pertolongan kepada Allah dengan
sabar dan shalat). Sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar.” (Qs. Al Baqarah 155). (red/mikha)***
|
Rabu, November 02, 2011
Sabar Energi Kehidupan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar