Rabu, November 02, 2011

Sabar Energi Kehidupan



Sabar Energi Kehidupan


"Sabar itu pada hakikatnya bukanlah menyerah, dan bukan pula pasif tidak melakukan sesuatu kegiatan. Sabar adalah ketangguhan dalam melakukan sesuatu."


Setiap insan dalam mengarungi kehidupannya tak lepas dari ujian dan cobaan. Kebanyakan manusia biasanya menganggap bahwa ujian dan cobaan dari Allah adalah berupa kegagalan, bencana ataupun berbagai jenis kesulitan lainnya. Padahal manusia terkadang diuji pula dengan harta, tahta, dan berbagai kesenangan duniawi.
Kehidupan manusia di dunia ini, akan menjumpai hal yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Tentunya tidak ada manusia yang mengalami kesenangan seumur hidupnya, tanpa merasakan sedikit pun kesulitan. Begitupun sebaliknya, tidak ada orang yang menjumpai kesusahan terus menerus sepanjang hidupnya. Ia pasti pernah mengalami kesenangan dan kegembiraan.
Pada dasarnya dalam menjalani roda kehidupan ini setiap insan membutuhkan sebuah kekuatan. Kekuatan yang akan menjadi energi untuk terus melaju menjalani berbagai episode hidup, terhindar dari sifat putus asa.
Sabar adalah salah satu energi yang kita butuhkan itu. Karena dengan memiliki sifat sabar, seseorang akan merasa optimis dalam menempuh perjalanan hidupnya. Lalu, mengapa sabar bisa menjadi energi untuk kehidupan? Padahal kerap kali dalam pandangan kita, sabar itu identik dengan pasrah.
Mengutip pendapat KH Didin Hafidhudin, menurutnya sabar itu pada hakikatnya bukanlah mengeluh, menyerah, dan bukan pula pasif tidak melakukan sesuatu kegiatan. Sabar adalah ketangguhan dalam melakukan sesuatu yang positif dan bermanfaat, ketika berhadapan dengan rintangan dan tantangan. Rintangan dan tantangan dijadikannya sebagai suatu peluang dan kesempatan untuk semakin dinamis dalam mempersembahkan yang terbaik dalam kehidupannya.
Episode kehidupan seseorang memang fluktuatif. Hidup ini kadangkala mendaki, menurun, terjal, datar, dan kadangkala pula sangat licin. Kadangkala di atas, kadangkala di bawah, kadangkala dalam posisi dan jabatan yang tinggi, dan kadangkala tidak memiliki jabatan sama sekali. Namun dengan kesabaran, seorang insan pasti akan selalu tabah dan ulet dalam mengarungi bahtera kehidupan ini.
***


Musibah, belakangan ini seakan-akan akrab menghampiri bangsa kita. Ia datang dalam bentuk bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, angin putting beliung, ataupun berupa wabah penyakit.
Menghadapi kondisi seperti itu, sabar menjadi energi yang mutlak dibutuhkan. Dalam hal ini bukan berarti kita pasrah begitu saja. Sudah barang tentu diperlukan usaha atau iktiar terlebih dahulu sebelum kita menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Allah SWT.
Menyikapi bencana alam yang banyak menimpa daerah-daerah sekarang ini, Selain tetap dibutuhkan penanganan bencana, tidak keliru tampaknya jika seluruh elemen masyarakat kembali dituntut untuk berbuat sesuatu yang bersifat preventif, untuk mencegah bencana tersebut terulang lagi. Penerapannya bisa saja dengan kembali menggalakan program penghijauan hutan-hutan, penghentian pembalakan liar, atau bahkan ikhtiar tersebut dapat dimulai dengan menghijaukan kembali pekarangan rumah kita. Semua bencana alam ini pada dasarnya terjadi akibat ulah manusia juga.
Ibnu Qayim Al-Jauziyah dalam Miftahu Sa'adah, seperti diungkapkan M Fuad Nassar dalam tulisannya di Republika, berpendapat bahwa alam ini mempunyai dua fungsi terhadap manusia, yaitu rahmat dan bencana. Selagi alam fungsinya rahmat, maka air dapat dimanfaatkan. Namun jika kalau alam sudah berubah fungsinya menjadi bencana, maka air, angin, tanah, sama menghantam manusia. Semuanya tergantung pada ulah manusia itu sendiri.



***
Pun begitu ketika seseorang mengalami episode hidup yang menyenangkan. Seseorang dituntut kesabarannya untuk mampu mengendalikan hawa nafsunya dalam menghadapi segala cobaan hidupnya itu. Ketika memiliki jabatan misalnya. Seseorang dituntut untuk bersabar, bergelut dengan hawa nafsunya untuk menghindari penyelewengan jabatan maupun korupsi. Menahan diri untuk tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan ajaran Islam. Dengan karena kesabarannya itulah, Insya Allah dia akan terhindar dari fitnah akibat jabatannya itu.
Sabar memang energi kehidupan. Sabar adalah penolong. Seperti Firman Allah SWT : “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu (maksudnya mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat). Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Qs. Al Baqarah 155). (red/mikha)***


Tidak ada komentar: